Jalur Cuntel
Pemandangan (view) pegunungan di sebelah utara dan barat diantaranya adalah Gunung Telomoyo, Gunung Andong, Gunung Ungaran, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Di sebelah timur terdapat view rawa pening, dan sebelum pemancar terdapat hamparan Eidelweis. Jika melalui jalur ini, maka akan bertemu dengan batas tiga kabupaten (Semarang, Magelang, Boyolali), pertemuan antara jalur pendakian Cuntel, Wekas dan Thekelan.
Puncak pertama yang akan dijumpai adalah Puncak Syarif, kemudian menyebrang menuju Puncak Kenteng Songo dan Puncak Triangulasi. Di jalur pendakian Cuntel akan dijumpai sumber mata air di sekitar Pos I, sehingga para pendaki bisa mengisi kebutuhan air disana. Sepanjang perjalanan dari pintu masuk pendakian Cuntel akan dijumpai berbagai macam flora maupun fauna/satwa.
Jenis tumbuhan yang bisa ditemui sepanjang pendakian adalah jenis Pinus, Tengsek, Cemara Gunung, Pinus, Pakis, Kemlandingan Gunung, Akasia dan lain-lain. Satwa yang bisa dijumpai di jalur pendakian Cuntel diantaranya adalah monyet ekor panjang, ayam hutan, elang maupun beberapa jenis burung lainnya. Dilihat dari data pengunjung di jalur pendakian Cuntel, rata-rata adalah wisatawan nusantara yang berasal dari Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Yogyakarta, dengan menggunakan sepeda motor dan mobil.
Fasilitas dan pelayanan yang ada di jalur pendakian Cuntel berupa shelter di Pos Bayangan I. Basecamp juga sebagai tempat usaha penjualan souvenir. Di basecamp juga dijual berbagai jenis bahan makan seperti mie goreng, mie rebus, roti kering dan lain-lain. Untuk menuju ke Jalur Pendakian Cuntel dapat ditempuh dari kota Salatiga menggunakan mini bus jurusan Salatiga – Magelang turun di areal wisata Kopeng.
Untuk menuju ke dusun Cuntel bisa berjalan menyusuri jalan beraspal sejauh ± 2,5 km, atau dengan menggunakan jasa ojek. Di basecamp Cuntel yang berada di perkampungan ini, pendaki dapat beristirahat dan mengisi persediaan air. Pendaki juga dapat membeli berbagai souvenir berupa stiker maupun kaos. Setelah meninggalkan perkampungan, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi perkebunan penduduk.
Jalur sudah mulai menanjak mendaki perbukitan yang banyak ditumbuhi pohon pinus. Jalan setapak berupa tanah kering yang berdebu terutama di musim kemarau, sehingga mengganggu mata dan pernafasan. Untuk itu sebaiknya pendaki menggunakan masker pelindung dan kacamata. Aksesibilitas dari jalan raya – basecamp Cuntel relatif mudah dijangkau dan bagus jalannya.
Bila dari Solo/Semarang, dapat ditempuh dengan bus jurusan Solo – Semarang/Semarang – Solo, turun di Pasar Sapi (Salatiga), kemudian ambil bus kecil jurusan Ngablak/Magelang turun di Kopeng. Bila dari Magelang, dapat ditempuh dengan bus Jurusan Yogya – Semarang turun di Magelang, kemudian pindah bus kecil Jurusan Magelang – Salatiga turun di Kopeng.
Seperti pada jalur pendakian umumnya, masalah yang dijumpai di jalur pendakian Cuntel adalah masalah sampah, baik di kawasan maupun sampah yang sudah dibawa turun oleh para pendaki. Kesadaran para pengunjung di jalur pendakian untuk tidak meninggalkan sampah di gunung masih rendah, sehingga banyak sampah yang ditinggalkan di kawasan. Maka dari itu penting sekali peran serta kita bersama dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Jalur Selo
Sepanjang perjalanan dari pintu masuk pendakian Selo akan dijumpai berbagai macam flora maupun fauna/satwa. Jenis tumbuhan yang isa ditemui sepanjang pendakian adalah jenis Bintami, Cemara Gunung, Puspa, Pinus, Pakis, Akasia decurens, Kesowo, Pampung, Cantigi, Eidelweiss dan lain sebagainya. Satwa yang bisa dijumpai di jalur pendakian Selo diantaranya adalah Rek-rekan (sebagai satwa prioritas di Taman Nasional Gunung Merbabu), Lutung budeng/Lutung hitam, monyet ekor panjang, ayam hutan, elang maupun beberapa jenis burung.
Dilihat dari data pengunjung di jalur pendakian Selo, rata-rata adalah wisatawan nusantara yang berasal dari kota-kota besar di Pulau Jawa, dengan menggunakan sepeda motor, mobil, atau menyewa kendaraan. Untuk menuju ke Selo dari Boyolali menggunakan bus kecil jurusan Selo. Bus yang langsung ke Selo agak jarang biasanya hanya sampai Pasar Cepogo, dan dari pasar Cepogo ganti lagi bus kecil yang menuju Selo.
Dari kota Boyolali bus kecil yang menuju Selo ini tidak parkir di terminal Boyolali. Pendaki harus sedikit berjalan kaki ke Pasar Sapi di mana bus kecil jurusan Cepogo/Selo berhenti mencari penumpang. Di Pasar ini terdapat patung Sapi yang melambangkan industri peternakan sapi yang menjadi andalan pendapatan masyarakat Boyolali.
Pendaki bisa menyewa mobil bak sayuran untuk menuju ke basecamp, atau bisa juga naik ojek. Untuk pemanasan pendakian, berjalan kaki bisa menjadi pilihan yang lebih murah. Kondisi Jalan Solo – Boyolali – Selo cukup bagus, jalan arah Selo – Basecamp Genting, jalanan sudah cor beton, menanjak dan bila hujan agak rawan. Kondisi jalan Jogja – Magelang – Selo, sedikit ada perbaikan jalan di sekitar Selo sampai batas kabupaten Magelang, sehingga menimbulkan kemacetan di beberapa ruas jalan (buka tutup jalan).
Seperti pada jalur pendakian umumnya, masalah yang dijumpai di jalur pendakian Selo adalah masalah sampah, baik di kawasan maupun sampah yang sudah dibawa turun oleh para pendaki. Kesadaran para pengunjung di jalur pendakian selo untuk tidak meninggalkan sampah di gunung masih rendah, sehingga banyak sampah yang ditinggalkan di kawasan. Sepanjang jalur pendakian Selo juga tidak akan dijumpai sumber mata air, sehingga para pengunjung harus memperhitungkan benar kebutuhan air yang harus disiapkan selama kegiatan dilaksanakan.
Fasilitas dan pelayanan yang ada di jalur pendakian Selo diantaranya adalah Pos pemungutan retribusi PNBP dan basecamp yang dikelola oleh warga. Di situ juga digunakan sebagai tempat penjualan berbagai macam souvenir (gantungan kunci, kaos, stiker, slayer,dll), sewa alat-alat pendakian / sewa alat outdoor. Di basecamp juga menyediakan berbagai jenis makanan (soto, mie goreng / mie rebus, nasi rames), aneka minuman (kopi, teh, susu dan lain-lain). Untuk menuju ke Selo bisa ditempuh dari Magelang atau dari Boyolali, namun lebih mudah memperoleh kendaraan umum dari Boyolali.
Untuk menuju ke Boyolali dari Semarang naik bus ke Solo atau sebaliknya dari Solo naik bus jurusan Semarang turun di Boyolali. Apabila dari Yogyakarta harus naik bus jurusan Solo turun di Kartasura, kemudian ganti bus jurusan Solo – Semarang turun di Boyolali. Pemandangan (view) pegunungan di selatan dan timur antara lain Gunung Merapi dan Gunung Lawu. Pemandangan dari Pos 3 Batu tulis sungguh memesona, dapat terlihat Gunung Merapi dari kejauhan dan hamparan sabana yang luas begitu juga hamparan edelweiss.
Pemandangan in bisa dinikmati mulai Pos 3 Batu Tulis sampai dengan Pos 4 Sabana I menuju Pos 5 Sabana II. Tepat di Pos 5 Sabana II ini, terdapat hamparan sabana yang cukup luas dan view yang bagus ketika cuaca cerah. Satu jam perjalanan dari Pos 5 Sabana II ini akan bertemu dengan Puncak Triangulasi dan Puncak Kenteng Songo. Di Puncak Kenteng Songo ini terdapat ”Lumpang” sebanyak 6 (enam) buah. Pada puncak inilah kita dapat menikmati peristiwa sunset dan sunrise yang indah.
Jalur Thekelan
Pemandangan (view) pegunungan di sebelah utara dan barat diantaranya adalah Gunung Telomoyo, Gunung Andong, Gunung Ungaran, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Di jalur pendakian ini, akan ditemui beberapa sumber mata air, sehingga pendaki bisa mengisi persedian air. View yang didapat diantaranya adalah view Pereng Putih dan Watu Gubug. Jika melalui jalur ini, maka akan bertemu dengan batas tiga kabupaten (Semarang, Magelang, Boyolali), pertemuan antara jalur pendakian Cuntel, Wekas dan Thekelan.
Puncak pertama yang akan dijumpai adalah Puncak Syarif, kemudian menyeberang menuju Puncak Kenteng Songo dan Puncak Triangulasi. Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak curam. Kita mendaki gunung Pertapan, hempasan angin yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. Kita dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang.
Watu Gubug konon merupakan pintu gerbang menuju kerajaan makhluk ghaib. Bila ada badai sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Mendekati pos empat kita mendaki Gn. Watu tulis jalur agak curam dan banyak pasir maupun kerikil kecil sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap menutup mata bila ada angin kencang.
Pos IV yang berada di puncak Gn. Watu Tulis dengan ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar karena di puncaknya terdapat sebuah Pemancar Radio. Menuju Pos V jalur menurun, pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. Kita dapat turun menuju kawah Condrodimuko. Dan disini terdapat mata air, bedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo (Gunung Kenteng Songo) yang memanjang. Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn.Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk melakukan pendakian.
Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain sempit hanya berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa pohon, juga angin sangat kencang siap mendorong kita setiap saat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 menurut penglihatan paranormal.
Sepanjang perjalanan dari pintu masuk pendakian Thekelan akan dijumpai berbagai macam flora maupun fauna/satwa. Jenis tumbuhan yang bisa ditemui sepanjang pendakian adalah jenis Bintami, Pinus, Tengsek, Cemara Gunung, Pinus, Pakis, Kemlandingan Gunung, Akasia dan lain-lain. Satwa yang bisa dijumpai di jalur pendakian Cuntel diantaranya adalah monyet ekor panjang, ayam hutan, elang maupun beberapa jenis burung lainnya.
Dilihat dari data pengunjung di jalur pendakian Thekelan, rata-rata adalah wisatawan nusantara yang berasal dari Jawa Tengah, DKI Jakarta, DIY dan Jawa Barat. Fasilitas dan pelayanan yang ada di jalur pendakian Thekelan berupa shelter di Pos Bayangan I. Basecamp juga sebagai tempat usaha penjualan souvenir. Di basecamp juga dijual berbagai jenis bahan makan seperti mie goreng, mie rebus, roti kering dan lain-lain.
Dari Jakarta bisa naik kereta api atau bus ke Semarang, Yogya, atau Solo. Dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di kota Salatiga, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari Yogya naik bus ke Magelang dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng.
- Bus Jur. Solo – Semarang, turun di Pasar Sapi (Salatiga) – Bus Kecil Jurusan Magelang – Kopeng turun di Kopeng
- Bus Jur. Yogya-Semarang turun di Magelang.
- Bus Kecil Jurusan Magelang – Salatiga turun di Kopeng.
Seperti pada jalur pendakian umumnya, masalah yang dijumpai di jalur pendakian Cuntel adalah masalah sampah, baik di kawasan maupun sampah yang sudah dibawa turun oleh para pendaki. Kesadaran para pengunjung di jalur pendakian selo untuk tidak meninggalkan sampah di gunung masih rendah, sehingga banyak sampah yang ditinggalkan di kawasan.
Jalur Wekas
Jalur Suwanting
Jalur pendakian gunung Merbabu via Suwanting merupakan jalur pendakian sisi barat Gunung Merbabu yang berada di kabupaten Magelang. Lokasi basecamp Suwanting berada di Jl. Suwanting, Suwanting, Banyuroto, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah.
Jalur pendakian Gunung Merbabu sangat terjal, karena terbentang deretan bukit yang sangat tinggi dan curam, jalur Suwanting dijuluki sebagai jalur Merbabu yang nggak ada bonusnya. Jalur pendakian ini kurang cocok bagi pendaki pemula, karena tekstur jalur nanjak sampai puncak.
Jalur pendakian Suwanting berada di bagian barat gunung Merbabu. Di mana, area sebelah barat gunung Merbabu tidak ada bukit atau lembah yang landai. Semua tinggi, dan curam. Kemiringan rata-rata tanjakan di jalur Suwanting adalah 30,8 derajat. Pada beberapa medan pendakian, ada tanjakan simpangdua yang kemiringannya sampai 59,1 derajat. Artinya, pendaki harus siap nanjak mulai dari basecamp sampai ke puncak.
jalur pendakian Suwanting terkenal dengan angin dinginnya. Suhu udara di area ngecamp sekitar 3-8 derajat Celsius di malam hari. Artinya, pendaki butuh tenda anti angin agar tetap hangat selama bermalam di area pos 3.
jarak pendakian dari basecamp ke puncak Triangulasi gunung Merbabu sekitar 6,45 km. Artinya, jalur Suwanting jauh lebih berat daripada jalur Selo 5,75 Km. Belum lagi jalur pendakian Suwanting penuh tanjakan sejak awal pendakian.
Jalur pendakian Merbabu via Suwanting selain berat dan penuh tantangan, namun jalur pendakian ini memiliki daya tarik yang luar biasa di banding jalur pendakian lainya, pesona jalur pendakian Gunung Merbabu via Suwanting, yuk nikmati jalur pendakian fenomenal Gunung Merbabu.
- Durasi Basecamp ke Gerbang Suwanting - 35 menit
- Durasi Gerbang Suwanting ke Pos 1 - 60 menit
- Durasi Pos 1 ke Pos 2 - 180 menit
- Durasi Pos 2 ke Pos 3 - 195 menit
- Durasi Pos 3 ke Sabana 1 - 35 menit
- Durasi Sabana 1 ke Sabana 2 - 40 menit
- Durasi Sabana 2 ke Sabana 3 - 25 menit
- Durasi Sabana 3 ke Puncak Suwanting - 35 menit
- Durasi Puncak Suwanting ke Puncak Triangulasi - 35 menit
- Durasi Puncak Triangulasi ke Puncak Kenteng Songo - 10 menit
- Total Durasi Naik 650 menit = 10 jam 50 menit
- Durasi Turun Pos 6 ke Pos 5 - 30 menit
- Durasi Turun Pos 5 ke Pos 4 - 30 menit
- Durasi Turun Pos 4 ke Pos 3 - 40 menit
- Durasi Turun Pos 3 ke Pos 2 - 30 menit
- Durasi Turun Pos 2 ke Pos 1 - 30 menit
- Durasi Turun Pos 1 ke Basecamp - 90 jam
- Total Durasi Turun 5 jam
- Tempat Terbaik Mendirikan Tenda adalah pos 4 ( Sabana 1 ) sehingga kami dapat susunkan acuan sebagai berikut
- Durasi naik ke Pos 4 - 5 jam
- Durasi summit - 2 jam
- Durasi turun summit - 1 jam
- Durasi turun ke basecamp - 4 jam
- 09.00 rombongan sudah siap melaksanakan pendakian
- 09.00-10.00 brifieng, cek list sampah, cek in kode book, mengurus simaksi
- 10.00-15.00 pendakian ke pos 4 ( Sabana 1 )
- 15.00-03.00 istirahat, makan malam, free program
Hari Kedua Pendakian
- 03.00-03.30 prepare summit attack
- 03.30-05.30 summitt attack Puncak Kenteng Songo / Trianggulasi
- 05.30-07.00 menikmati keindahan atap Gunung Merbabu 3.142 mdpl dan menghangatkan tubuh
- 07.00-08.30 turun kembali ke Pos 4
- 08.30-11.00 istirahat, makan pagi, prepare turun ke basecamp
- 11.00-15.00 turun ke basecamp
- 15.00 free program
Catatan :
- Saat ini pendakian Gunung Merbabu sudah terdapat HM ( Hekto Meter ) yang dapat mempermudah untuk memperkirakan durasi pendakian, salah tidaknya jalur dan untuk memberikan pertolongan apabila ada kendala selama pendakian.
- HM 00 dimulai dari Basecamp
- HM 17 Pos 1 Dok Malang
- HM 26 Pos 2 Pandean
- HM 31 Pos 3 Batu Tulis
- HM 37 Pos 4 Sabana 1
- HM 42 Pos 5 Sabana 2
- HM 52 Pos 6 Puncak Kenteng Songo / Trianggulasi